Menelusuri Magisnya Alam di Kawasan De Djawatan – Berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kawasan De Djawatan menyimpan keindahan alam yang begitu memukau. Lansekapnya didominasi pepohonan trembesi raksasa berusia puluhan tahun, membentuk kanopi alami yang menyerupai suasana hutan fantasi dalam film-film petualangan. Nuansa misterius dan eksotis dari tempat ini menjadikannya tujuan wisata favorit bagi pecinta alam, fotografer, dan para penjelajah visual.
De Djawatan merupakan bekas kawasan milik Perhutani yang kini dikembangkan bonus new member menjadi taman wisata terbuka. Keunikan utamanya terletak pada pesona pepohonan trembesi yang menjulang tinggi dan merentangkan cabangnya seperti jaring raksasa. Cahaya matahari yang menerobos dedaunan menciptakan efek dramatis, memperkuat daya tarik kawasan ini sebagai latar foto yang sempurna.
Lokasi dan Rute Menuju Kawasan De Djawatan
Kawasan hutan wisata De Djawatan berlokasi di Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Dari pusat kota Banyuwangi, jaraknya sekitar 35 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam menggunakan kendaraan bermotor. Beberapa rute yang bisa dipilih:
- Melalui jalur selatan Banyuwangi, menuju Jember melalui Jalan Nasional.
- Menggunakan transportasi umum seperti angkot atau bus yang menuju arah Cluring.
- Bagi pengguna kendaraan pribadi, Google Maps sudah menampilkan petunjuk lokasi dengan akurat.
Akses menuju lokasi cukup mudah karena jalanan telah dilapisi aspal dan melewati area pemukiman serta persawahan yang indah.
Aktivitas Menarik di De Djawatan
Kawasan ini bukan hanya cocok untuk jalan santai, tetapi juga menawarkan beragam aktivitas seru bagi pengunjung dari segala usia:
- Berfoto di Hutan Trembesi: Latar alami De Djawatan sangat instagrammable, cocok untuk potret perjalanan maupun sesi foto profesional.
- Camping dan Piknik Santai: Area terbuka memungkinkan pengunjung untuk membawa tikar dan makanan, bersantai di bawah pepohonan raksasa.
- Bersepeda atau Jalan Kaki di Jalur Hijau: Jalur taman cocok untuk depo 10k bersepeda pelan atau berjalan kaki menyusuri lorong pepohonan.
- Wisata Edukasi dan Konservasi: Tempat ini juga mengedukasi pengunjung soal pentingnya menjaga vegetasi dan ekosistem hutan kota.
- Spot Film dan Konten Kreatif: Banyak kreator konten memanfaatkan keindahan De Djawatan sebagai lokasi pembuatan video estetika.
Atmosfer tenang dan alami membuat kegiatan di sini terasa menyegarkan, cocok untuk melepas penat dari hiruk-pikuk kota.
Flora dan Fauna: Keanekaragaman yang Terjaga
Hutan De Djawatan menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna lokal. Pepohonan trembesi yang berumur panjang menghasilkan iklim mikro sejuk di area tersebut, dan menjadi rumah bagi:
- Burung lokal seperti perkutut, kutilang, dan merpati hutan.
- Serangga penyerbuk seperti lebah dan kupu-kupu.
- Tanaman semak dan tumbuhan merambat yang menambah kesan lebat dan mistis.
Pengelola kawasan menjaga konservasi alam dengan membatasi aktivitas yang merusak, serta mendorong kesadaran ekologis bagi setiap pengunjung.
Sejarah Singkat dan Perubahan Fungsi De Djawatan
Dulu, kawasan De Djawatan difungsikan sebagai tempat transit dan pengelolaan kayu oleh Perhutani. Di era modern, pergeseran paradigma terhadap pelestarian hutan menjadikannya lahan konservasi dan pariwisata hijau. Transformasi De Djawatan dari kawasan industri kehutanan menjadi taman wisata menunjukkan keberhasilan upaya pelestarian yang mendukung ekonomi lokal secara berkelanjutan.
Informasi Tiket dan Jam Operasional
Meski menawarkan suasana magis dan alami, biaya masuk ke De Djawatan tergolong ramah kantong:
- Tiket masuk: Rp 10.000 per orang (harga dapat berubah sesuai kebijakan pengelola).
- Parkir kendaraan: Rp 5.000 untuk motor, Rp 10.000 untuk mobil.
- Jam buka: Setiap hari pukul 07.00 – 17.00 WIB.
Disarankan untuk datang di pagi hari atau menjelang sore agar bisa menikmati cahaya terbaik untuk berfoto.
Tips Berwisata ke De Djawatan
Agar pengalaman kamu maksimal, berikut beberapa tips saat berkunjung ke hutan wisata De Djawatan:
- Bawa kamera atau ponsel dengan baterai penuh—setiap sudutnya layak untuk diabadikan.
- Kenakan pakaian nyaman dan alas kaki yang sesuai untuk berjalan di tanah dan rumput.
- Bawa air minum sendiri dan hindari membawa makanan yang berpotensi meninggalkan sampah.
- Patuhi aturan yang ditetapkan pengelola, seperti larangan merusak vegetasi atau membuang sampah sembarangan.
- Hindari keramaian dengan datang di luar jam-jam puncak agar lebih leluasa menikmati suasana.
Daya Tarik Tambahan di Sekitar Lokasi
Setelah puas menjelajah De Djawatan, kamu bisa lanjutkan perjalanan ke destinasi sekitar yang juga memukau:
- Pantai Pulau Merah: Berjarak sekitar 20 kilometer, cocok untuk menikmati matahari terbenam dan bermain di pasir.
- Kawah Ijen: Destinasi ikonik Banyuwangi yang menawarkan fenomena api biru dan panorama kawah sulfur.
- Agrowisata Glenmore: Menawarkan wisata kebun dan edukasi pertanian di kaki Gunung Raung.
Banyuwangi punya segudang tempat untuk dipadukan dengan wisata alam De Djawatan sebagai rangkaian perjalanan satu hari atau akhir pekan.
Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat Sekitar
Kehadiran De Djawatan sebagai destinasi ekowisata turut berdampak positif bagi warga sekitar. Munculnya usaha mikro seperti:
- Penjual makanan ringan lokal.
- Penyewaan sepeda dan baju foto.
- Jasa pemandu wisata.
- Homestay dan penginapan ramah lingkungan.
Pendapatan masyarakat meningkat, sambil tetap menjaga kelestarian alam sebagai modal sosial dan budaya.